Senin, 22 Maret 2010

Cinta dalam Ketiadaan

CINTA DALAM KETIADAAN

Jalaludin Rumi

Betapa tak kan sedih aku, bagai malam, tanpa hari-Nya

Serta keindahan wajah hari terang-Nya?

Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku : semoga hatiku menjadi

Korban bagi kekasih yang membuat pilu hatiku!

Aku sedih dan tersiksa karena cinta

Demi kebahagiaan RAJA-ku yang tiada bandingnya

Titik air mata demi DIA adalah mutiara,

Meski orang menyangka hanya sekedar air mata.

Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh :

Aku cuma berkisah

Hatiku bilang tersiksa oleh-Nya, dan ku tertawakan seluruh dalihnya.

Perlakukanlah aku dengan benar O Yang Maha Benar,

O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!

Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu?

Di manakah Sang Kekasih , di manakah “kita” dan “aku”?

O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”.

O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.

Ketika lelaki dan wanita menjadi satu,

Engkau-lah Yang Satu itu;

Ketika bagian-bagian musnah, lihatlah,

Engkau-lah Kesatuan itu.

Engkau ciptakan “aku” dan “kita” supaya memainkan

Puji-pujian bersama diri-Mu.

Hingga seluruh “aku” dan “engkau” dapat menjadi satu jiwa

Serta akhirnya lebur dalam Sang Kekasih…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar