CINTA DALAM KETIADAAN
Jalaludin Rumi
Betapa tak
Serta keindahan wajah hari terang-Nya?
Rasa pahit-Nya terasa manis bagi jiwaku : semoga hatiku menjadi
Korban bagi kekasih yang membuat pilu hatiku!
Aku sedih dan tersiksa karena cinta
Demi kebahagiaan RAJA-ku yang tiada bandingnya
Titik air mata demi DIA adalah mutiara,
Meski orang menyangka hanya sekedar air mata.
Kukeluhkan jiwa dari jiwaku, namun sebenarnya aku tidak mengeluh :
Aku cuma berkisah
Hatiku bilang tersiksa oleh-Nya, dan ku tertawakan seluruh dalihnya.
Perlakukanlah aku dengan benar O Yang Maha Benar,
O Engkaulah Mimbar Agung, dan akulah ambang pintu-Mu!
Di manakah sebenarnya ambang pintu dan mimbar itu?
Di manakah Sang Kekasih , di manakah “kita” dan “aku”?
O Engkau, Jiwa yang bebas dari “kita” dan “aku”.
O Engkaulah hakekat ruh lelaki dan wanita.
Ketika lelaki dan wanita menjadi satu,
Engkau-lah Yang Satu itu;
Ketika bagian-bagian musnah, lihatlah,
Engkau-lah Kesatuan itu.
Engkau ciptakan “aku” dan “kita” supaya memainkan
Puji-pujian bersama diri-Mu.
Hingga seluruh “aku” dan “engkau” dapat menjadi satu jiwa
Serta akhirnya lebur dalam Sang Kekasih…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar