KETIKA SEBUTAN BELUM
Jalaludin Rumi
Aku berada di hari ketika Nama belum ada,
Ketika tiada wujud yang sudah menyandang namaNya.
Nama dan Yang dinamakan pun muncul di hadapanku
Pada hari ketika tiada Aku dan Kita
Sebagai tanda, ujung rambut Kekasih merupakan pusat wahyu
Namun ujung rambut yang indah itu belum ada.
Salib dan Orang Kristen, dari ujung ke ujung,
Kuperiksa :
Dia tidak ada di salib.
Aku pergi kerumah berhala, ke pagoda tua
Tiada tanda apapun di
Aku pergi ke bukit-bukit
Ku pandang :
Dia tak ada di bukit maupun dilembahnya.
Dengan niat kuat kuberanikan diri ke puncak gunung Qaf
Di tempat itu hanya ada tempat tinggal burung “Anqa”,
Aku pun mengubah pencarianku ke Ka’bah
Dia tidak berada di tempat kaum tua dan muda.
Aku bertanya kepada Ibn Sina tentang-Nya
Ia ternyata diluar jangkauannya.
Kuberanikan diri menuju ke “jarak dua busur”
Dia pun tidak ada di ruang agung itu.
Aku menatap hatiku sendiri
Disana kulihat Dia
Dia tak ada di tempat lain.
Kecuali Shamsi Tabriz yang berjiwa murni
Tak ada yang pernah mabok dan melayang dan bingung sekali
---000---
Bila makrifat kepada Dzat ingin kau dapat
lepas aksara galilah makna
Bila kau bijak
ambilah mutiara dari cangkangnya
Katupkan bibirmu, tutup matamu, sumbat telingamu
tertawakan aku,
manakala engkau tidak melihat rahasia Al Haq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar